Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
BPOM ajak Universitas Tsinghua berkolaborasi kembangkan ATMP
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-09 05:17:45【Kabar Kuliner】347 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyampaikan kuliah umum kepada mahasaisw

Beijing (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengajak mahasiswa, peneliti, dan industri di Universitas Tsinghua, Beijing, China, berkolaborasi dalam pengembangan Produk Obat Terapi Lanjutan(Advanced Therapy Medicinal Products/ATMP) di Indonesia.
"Kami ingin mengembangkan sains dan teknologi ke tahap lebih besar melalui konsep ABG: akademia, bisnis, dan government.Universitas Tsinghua, sebagai salah satu kampus terbaik di China, bisa bekerja sama dengan BPOM, termasuk transfer teknologi untuk dikembangkan di Indonesia," kata Taruna kepada ANTARA, Selasa (4/11).
Pernyataan itu Taruna sampaikan usai memberikan kuliah umum berjudul Regulatory Policy and Advanced Therapy Medicinal Products (ATMP) and Strategies to Accelerate Access to Innovative Medicinesdi Tsinghua.
Kuliah umum tersebut dihadiri sekitar 150 mahasiswa, dosen, peneliti, dan pelaku usaha bidang kesehatan.
ATMP adalah produk medis berbasis sel atau jaringan yang digunakan untuk pengobatan, pencegahan, atau diagnosis penyakit. Produk ini meliputi terapi sel, terapi gen, dan rekayasa jaringan, termasuk stem cell, sekretom, dan terapi gen.
Taruna menekankan pentingnya uji klinis sebagai pintu masuk pengembangan ATMP.
"Uji klinis memastikan keamanan, kualitas, dan kemanfaatan produk. Uji pra-klinis dilakukan dulu pada hewan, baru manusia," jelasnya.
Ia menambahkan, uji klinis juga membuka peluang investasi, termasuk pembangunan pabrik obat di Indonesia, dan peserta uji klinis memperoleh kompensasi finansial. Bila lolos, BPOM akan menerbitkan izin edar sehingga produk bisa digunakan masyarakat.
Taruna menyebut, 94 persen bahan baku obat di Indonesia masih impor, terutama dari China dan India.
"Gangguan impor bisa menimbulkan krisis obat. ATMP berbasis biologi menjadi harapan baru, karena saat ini 65 persen obat berbasis biologi," kata Taruna.
BPOM telah mengatur ATMP melalui Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pedoman Penilaian Produk Terapi Advanced dan Peraturan Nomor 18 Tahun 2022 tentang Cara Pembuatan Obat Berbasis Sel dan Jaringan Manusia.
Produk yang mengalami manipulasi melebihi standar atau digunakan untuk tujuan non-homolog wajib mendapat izin edar BPOM.
Suka(3)
Artikel Terkait
- Pemprov Jateng: MBG telah sasar 6,3 juta penerima manfaat
- Gastrodiplomasi lewat cilok dan seblak
- Kapolri resmikan 32 SPPG di Jateng dalam rangka dukung program MBG
- Wakil Presiden MYS paparkan komitmen perusahaan terkait energi bersih
- Mematri gerakan energi lestari dari sekolah berdikari
- Utusan Abbas: Palestina butuh dukungan, bukan pasukan internasional
- BGN perketat SOP dasar di SPPG menuju nol insiden keamanan pangan MBG
- Ahli kemukakan tiap individu butuhkan nutrisi yang berbeda
- Menengok suasana jelang pembukaan ajang CIIE ke
- IFSR catat 411 daerah raih predikat nol insiden MBG
Resep Populer
Rekomendasi

Mantan Ketua KPK Antasari Azhar meninggal dunia

DPR ingatkan masyarakat waspada obat & kosmetik tawarkan efek instan

Pemprov Sumut turunkan tim tangani dugaan keracunan MBG di Toba

Ahli gizi dorong masyarakat kembali ke pola makan tradisional Asia

BPOM respon sirop obat dari India diduga ber

8 restoran terpopuler di Asia Tenggara 2025, ada dari Indonesia

3 sumber protein nabati dan manfaatnya bagi tubuh manusia

Kemenag: Sertifikat halal dorong kepercayaan konsumen dan daya saing